Kesuksesan tanpa batas
Oleh : Wilopo Husodo
Seorang
filosof, Rene Descartes, pernah berkata “aku berpikir maka aku ada”. Ungkapan
ini memiliki suatu tafsiran mendalam yang sangat menggelitik logika kita, bisa
jadi ia mencoba untuk meng-eksplor jiwanya ke ruang atau dimensi yang
bersentuhan langsung kepada eksistensi “ada”. Sedangkan konsep “berpikir”
memiliki daya jangkau yang bisa jadi melampaui batas territorial ” keberadaan”.
Jadi upaya yang ia lakukan adalah melihat “ada” melalui proses “berpikir. Bingung?
Begini,
kelebihan yang dimiliki manusia ketimbang makhluk lainnya adalah terletak pada
asset otak dan hati. Dua perangkat ini merupakan asset yang paling
berharga dimiliki oleh manusia,
kenapa?karena hanya dengan dua alat inilah seorang manusia mampu menjangkau
ruang yang belum pernah dilihatnya sama sekali di alam realita. Sederhananya ia
mampu membuat “alam”nya sendiri, dan dari sinilah kelak akan lahir yang disebut
cita-cita. Dan pada gilirannya cita-cita itu sendiri akan berbicara atau bahkan
bertarung dengan realita untuk melahirkan satu bentuk baru yang disebut:
perubahan.
Betapa
dahsyatnya otak, perangkat kecil yang mampu merubah jatidiri manusia, bahkan
bisa merubah keadaan masyarakat sekalipun. Namun kerja otak dalam mewujudkan
visi juga harus dibarengi dengan kinerja hati yang senantiasa melakukan control
agar tindakan yang terjadi tidak melampaui batas. Lalu kedua aspek tersebut
pada gilirannya akan bekerja secara harmonis, seimbang.
Contoh
nyata yang pernah ada mengenai kasus ini sangat banyak, kenal dengan
Enstein?Soichiro Honda?Thomas Alva Edison?, mereka adalah orang-orang yang
sukses dalam memanfaatkan otak mereka. Enstein berhasil membuat rumus
relativitas yang semata-mata berasal dari imajinasinya dan kemudian berhasil
membuat bom atom. Soichiro Honda adalah orang jepang yang sukses membuat mesin
otomotif yang sekarang dikenal dengan merek Honda, ia hanya bermodalkan mimpi.
Thomas Alva Edison berhasil membuat lampu pijar dari hasil kerja kerasnya
melawan kegagalan-kegagalan beribu kali, ia bertahan karena masih ada impian
yang belum terselesaikan. Sekali lagi, semuanya itu bermula dari olahan dapur
imajinasi yang disebut: Otak.
Apapun
yang terjadi, orang yang mampu melampaui hambatan-hambatan hidup yang bisa
menggugurkan mimpinya adalah orang yang secara konsisten mampu menjaga daya
imajinasinya. Ketergantungan akan impian itulah yang pada gilirannya mendorong
seseorang menuju tangga kesuksesan. Apakah hanya itu?
Ada
satu lagi, yakni kesuksesan tanpa batas. Untuk yang satu ini belum tentu
dimiliki oleh semua orang, karena dimensi imajinasinya hanya ada dan bersumber
dari Yang Maha Tak Terbatas :Allah SWT, tujuan akhir manusia pada gilirannya
akan kembali kepadaNYA. Ketergantungan akan keberadaanNYA akan membuat
seseorang berada pada koridor yang pasti, tinggal bagaimana menyesuaikan antara
rencana kita dengan koridorNYA.
Adalah
seorang Muhammad yang berhasil mencetak sejarah peradaban tertinggi umat
manusia dan menjungkirbalikkan logika pakar-pakar ilmu social dewasa ini.
Masyarakat bentukan sang rasul, Masyarakat Madani, hanyalah sebuah perwujudan
beliau dalam menaati perintahNya yang tertoreh dalam satu kodifikasi yang
disebut Alquran. Rahasia inti dari perjuangannya adalah terletak pada
ketulusannya serta keikhlasan dalam segala macam bentuk tindakan keseharian
demi menggapai ridho dari Yang Maha Tak Terbatas :Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar